Assalamualaikum wr.wb
Dear Azayakana,
Satu tahun lebih saya tidak menulis di blog ini. Ingin rasanya untuk membagikan kisah dan cerita selama satu tahun ini. Tapi tidak akan cukup untuk menulis semuanya. Saat ini saya sedang mempersiapkan sebuah penikahan. Yang Insyaallah akan dilaksanakan pada bulan Mei 2016 dengan seorang laki-laki yg sudah menjadi pilihan bagi saya sejak 2013 lalu.
Rasa bahagia sedang menghampiri saya saat ini, tetapi tidak saya pungkiri kalau rasa takut itu juga ada. Bukan takut karena tidak yakin atas pernikahan ini, melainkan hanya rasa takut jika semua tidak berjalan sesuai dengan harapan dan impian yang sudah disusun rapi. Tapi saya percaya apapun itu semua pasti atas izin Allah dan yang terbaik untuk saya.
Saya hanya menginginkan sebuah pernikahan yang akan membuat semua keluarga ikut bahagia dalam acara ini, bukan untuk menunjukkan kesombongan atau kemewahan yang gak ada artinya bagi saya. Karena kita semua juga sudah tau bahwa sebuah pernikahan adalah sebuah Ibadah untuk menyempurnakan Agama. Sebagaimana Rasulullah saw bersabda “Barang siapa telah mempunyai kemampuan menikah kemudian ia tidak menikah maka ia bukan termasuk umatku”. (HR Thabrani dan Baihaqi)
Bagi seorang wanita menikah salah satu ujian yang akan ia hadapi adalah sebuah pernikahan. Dikarenakan sebuah pernikahan akan mengantarkan seorang wanita ke dalam surga nya Allah jika ia mendapatkan Ridho dari suaminya. Maka dengan itu saya harus mempunyai beberapa persiapan dalam menuju sebuah pernikahan yang Insyaallah akan menjadi keluarga SAMAWA (sakinah, mawaddah, wa rahma). antara lain :
1. Persiapan Spritual
Spiritual disini dimaksudkan dalam memilih pasangan yang akan menjadi pendamping dan bisa mengantarkan ke dalam surga. Ketika seorang wanita ingin mendapatkan lelaki yang baik dan sholeh maka ia pun harus bisa menjaga diri dan menjadi wanita yang baik pula. Sesuai firman Allah dalam QS. An-Nur ayat 26,
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik…“
2. Persiapan Konsepsional
Persiapan disini untuk memahami konsep menikah adalah untuk meningkatkan dan menambah Ibadah kepada Allah sesuai Hadist yang sering saya dengar,
"Shalat 2 rakaat yang diamalkan orang yang sudah berkeluarga lebih baik, daripada 70 rakaat yang diamalkan oleh jejaka (atau perawan)" (HR. Ibnu Ady dalam kitab Al Kamil dari Abu Hurairah)
Pernikahan juga adalah wadah untuk menciptakan generasi penerus yang akan menjadi penyelamat bagi kedua orang tuanya jika mempunyai anak yang Sholeh dan Sholeha pula. Serta dapat menjadikan ladang dakwah untuk keluarga maupun masyarakat.
3. Persiapan Kepribadian
Kepribadian ini ada ketika seorang wanita yang akan menikah dan menjadikan seorang suami sebagai pemimpin baginya yang senantiasa harus ia hormati dan taati. Berbagai perbedan pasti akan ada dikarenakan ada orang baru yang akan hadir dalam kehidupan, namun disinilah kita sebagai wanita harus mempunyai jiwa yang besar untuk menerima hal baru dan kepribadian dari lelaki yang sudah menjadi suami kita. Coba untuk mempelajari dan mengenali suami dengan sabar dan ikhlas.
4. Persiapan Fisik
Fisik disini diartikan kesehatan kedua calon pengantin agar tidak ada kendala dalam menuju gerbang pernikahan. Banyak juga yang menjelaskan bahwa fisik disini berkaitan dengan kesehatan reproduksi bagi seorang wanita agar tidak ada masalah dalam mendapatkan keturunan. Tapi bagi saya, keturunan itu akan diberikan Allah kepada kita ketika kita memang sudah siap untuk menerimanya, karena Anak adalah sebuah titipan yang bener-bener harus dijaga. Intinya fisik itu adalah jasmani/badan, tetapi harus tetap menjaga mental agar tetap yakin untuk menuju sebuah pernikahan.
5. Persiapan Material
Material bukan hanya bisa dinilai dengan sejumlah uang atau barang, melainkan yang dimaksud kedalam persiapan material adalah persiapan bagi seorang suami untuk dapat menafkahi istrinya dengan penuh tanggung jawab sebagai pemimpin dan kepala keluarga dirumah. sedangkan seorang istri mempersiapkan material untuk mengelola keuangan dalam keluarga.
6. Persiapan Sosial
Setelah menikah, kehidupan sosial pun berubah yang tadinya Lajang atau Gadis sekarang sudah menjadi suami istri, sebelumnya hanya mempunyai satu ayah dan satu ibu sekarang menjadi dua ayah dan dua ibu, begitu juga akan terlihat dengan bertambahnya keluarga dari masing-masing pihak. Disini kita harus bener-bener siap menerima dan membiasakan diri di keluarga maupun masyarakat dengan status yang baru. Dan persiapan ini lah yang terakhir untuk kita persiapkan, dan berdoa semoga semua akan berjalan dengan baik.
Semua persiapan ini tidak akanlah mudah untuk kita siapkan begitu saja, semua butuh proses perjalanan dalam melaluinya. Setidaknya kita harus selalu berusaha untuk menjadi istri yang terbaik untuk suami dan agama. Semoga bisa menuju ke surganya ALLAH.
Wassalamualaikum wr.wb
0 komentar:
Posting Komentar