Kecewa Orang Tua terhadap Anak

Assalamualaikum wr. wb.
Dear Azayakana,

Pernahkan kita merasa kecewa terhadap seseorang? atau mungkin kita yang telah mengecewakan seseorang.
  Kekecewaan terhadap sesuatu hal sangat sering terjadi dan kita alami di kehidupan kita sehari-hari. Kebanyakan kekecewaan itu tanpa disengaja dirasakan seseorang ketika ada orang lain yang bersikap tidak sesuai dengan keinginan kita. Seperti kisah di pagi ini yang menyentuh pikiran saya, ketika salah satu orang tua yang saya kenal sempat merasa kecewa terhadap anaknya.
   Seringkali orangtua memiliki tuntutan atau harapan lebih terhadap anaknya. Jika anak menjadi yang tidak diinginkan seringkali orangtua terluka dan kecewa terhadap hal itu. Kecenderungan orangtua adalah memiliki tuntutan atau harapan untuk menjadikan anak lebih baik dari padanya, atau sekurang-kurangnya sama dengan mereka (orang tua). Ada beberapa yang sering menyebabkan kekecewaan orang tua terhadap anaknya, yaitu sbb :

  1. Kebanyakan dari anak tidak tau apa yang diinginkan orang tua, atau bisa saja menganggp apa yang dilakukan orang tua itu bukan hal baik untuk anaknya,misalnya saja orang tua yang menginginkan pendidikan, pasangan, pekerjaan yang harus lebih baik. Semua itu seringkali menjadi perdebatan antara orang tua dan anak mengenai apa yang diinginkan anak tidak sesuai dengan apa yang diinginkan orang tua. Tetapi hal tersebut bukan berarti sebagai anak harus membuat orang tua kecewa ataupun terluka.
  2. Perkataan yang mungkin tidak sengaja dikeluarkan oleh seorang anak, terkadang akan membuat orang tua kecewa dan sakit hati. misalnya saja dengan perkataan "Ahh" yang keluar jika ada sesuatu yang disuruh orang tua. Apalagi jika seoarang anak yang berkata kasar seperti (maaf) Anj*** (nama hewan), yang seharus tidak boleh disebutkan malah terucap kepada orang tua.
  3. Ketidakpedulian seorang anak terhadap orang tua juga bisa menimbulkan rasa kecewa orang tua, misalkan perhatian tentang apa yang sedang dilakukan orang tua seperti sudah makan apa belum, sedang sakit, atau apapun lainnya yang seharusnya diperhatikan seorang anak.
Ingatlah betapa besar kasih sayang kedua orang tua kita kepada kita, betapa besar perhatian mereka (orang tua) akan segala hal seperti tempat tinggal, makan dan minum, pendidikan, serta penjagaan mereka pada waktu malam dan siang, dan betapa besar kekhawatiran mereka ketika kita sakit hingga pekerjaan yang lain pun mereka tinggalkan demi merawat kita. Uang yang mereka cari dengan susah payah rela mereka keluarkan tanpa pikir panjang untuk membuat kita (anak) bahagia. Walau terkadang semua itu tidak kita sadari.
   
Apapun yang terjadi jika tidak ada kesepakatan antara kedua orang tua dan anaknya, tidak berarti seorang anak harus tetap mempertahankan apa yang diinginkannya. Berkomunikasi lah dengan orang tua, berikan sesuatu hal penjelasan yang akan membuat orang tua percaya dengan apa yang kita pilih dan inginkan itu. Misalnya saja beri bukti, fakta-fakta, filosofi, rencana, gambaran mengenai sesuatu atau sejenis apapun itu yang akan membuat pola fikir orang tua berubah sesuai dengan yang kita inginkan itu.
  Jangan mengeluarkan penjelasan yang tidak jelas maksud dan tujuannya, apalagi tidak ada unsur kebaikan didalamnya. Tunjukan sikap yang baik dan berkata dengan kata-kata yang baik. sesuai firman Allah :         
“Dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah satu seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, 'Wahai Tuhanku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah menyayangi aku di waktu kecil'.” (QS. Al-Isra : 23-24)

           
   Di Indonesia saat ini seringkali kepedulian anak terhadap orang tua kurang mendapat perhatian khusus atau bisa dibilang kurang dibahas. Selalu menjadi sorotan ketika ada seorang anak yang berbuat salah pasti muncul kalimat seperti ini "kurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya". Memang bener, perhatian orang tua kepada anaknya sangatlah penting. Sebab, dari situ seorang anak akan mulai belajar menentukan masa depannya di kemudian hari. 
Seperti halnya dalam ajaran Islam, orang tua seharusnya memiliki perhatian lebih terhadap anak-anaknya. "Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu." (QS At-Tahrim [66]: 6).
   Namun bukan berarti anak melupakan perhatiannya terhadap orang tua, kebanyakan anak dizaman sekarang lebih perhatian dan peduli terhadap pacar dan pasangan hingga melupapakan orang tuanya. sebagai contohnya, baca beberapa perbandingan dibawah ini : 


Orang Tua
Pasangan
1.   Adakah kita menanyakan kepada Orang tua, “Ayah/Ibu sudah makan?”

2.    Adakah kita membelikan makanan, barang, atau apapun yang disukai orang tua.

3.   Ingatkah kita dengan tanggal lahir orang tua, atau bahkan tanggal pernikahannya.

4.    Tahukah kita apa kebiasaan orang tua kita, hobby nya orang tua, kesenangan orang tua.
5.    “Ayah/Ibu dimana?” “Bagi Duit Ayah/Ibu?” kata-kata itu yang sering diucapkan kepada orang tua.
6.   Pernahkah kita tahu ketika orang tua kita sedang sakit.

7.  Pernahkah kita merawat mereka disaat sakit.
“kalau sakit berobat lah Ayah/Ibu” “itu lah Ayah/Ibu, gak hati-hati, kok bisa jatuh” udah sakit malah dmarahin pula orang tua nya.
1. Selalu menanyakan setiap saat “Sayang sudah makan?” bahkan juga membelikan makanan.
2.  Pasti akan dibelikan sesuatu barang yang disukai pasangan, walaupun sampai hutang kesana kesini semua untuk pasangan.
3.   Tanggal lahir, hari jadian, hari pernikahan maupun moment apapun itu pasti diingat dan akan selalu dirayakan bersama-sama.
4.  Bangun tidur, pergi kerja, makan disana, jalan-jalan, semua diketahui. 
5.    “lagi apa sayang?” “hati-hati dijalan ya” “I love You, I miss You” kata-kata manis buat pasangan.
6. “sayang kenapa? Lagi sakit ya” hmm perhatian banget ama pasangan nya, padahal belum tentu pasangan nya sedang sakit.
7.  “kedokter yuk sayang” “jatuh ya sayang, mana yang sakit” super super perhatiannya ke pasangan.

Semoga kita tidak termasuk kedalam contoh-contoh di atas. Alangkah baiknya, jika kepedulian terhadap orang tua seimbang dengan pasangan. Agar akan dapat menjadi seoarang anak yang lebih baik kedepannya.
Usahakan untuk memberikan yang terbaik buat kedua orang tua dalam segala hal, walau terkadang tidak sesuai dengan apa yang diinginkannya. Setidaknya kita berusaha untuk tidak mengecewakannya.


Wassalamualaikum wr.wb.

0 komentar:

Posting Komentar